Jumat, 13 Mei 2016

Laut Juga Bisa Marah


Karya : Icha Yulia Putri

Daratan dan lautan bersatu menjadi satu,menciptakan keindahan yang luar biasa...
Kicauan burung yang merdu dengan derasnya suara ombak bersatu menjadi irama yang begitu indah jika telah didengar oleh telinga manusia,seperti halnya seorang putri anak dari Raja dan Ratu lautan ini....membuatnya duduk di tepi pantai dan mendengarkan irama yang merdu dari kicauan burung dan derasnya ombak....

Tapi lain halnya dengan seseorang yang juga berada ditepi pantai,dia tidak menyukai suara burung dan suara ombak,dia menganggap suara itu hanyalah sebuah suara yang tidak memiliki irama bagaikan petir yang menyambar disaat hujan yang sangat membisingkan telinganya...

"Prajurit..." panggil orang itu dengan bentakan.
"Ya pangeran"
Dia adalah seorang pangeran,anak dari Raja dan Ratu Darat,dia adalah seorang pangeran yang buruk akhlaknya berbeda dengan Putri Laut yang akhlaknya terpuji yang kebaikannya telah terkenal dari Laut sampai di Darat.
"Bunuh burung- burung yang berkicau itu" dengan mununjukan burung yang dia maksudkan.
"Tapi Pangeran,burung itu adalah makhluk darat"
"Patuhi saja perintahku,burung itu hanyalah hewan yg tinggal di darat sedangkan aku seorang Pangeran pemilik daratan di bumi ini"
Prajurit itupun mematuhi perintah dari sang Pangeran yang sombong itu karena jika tidak dilakukan mungkin hidup prajurit akan ada diambang kematian.

Saat panah prajurit itu mengenai dada si burung,sang Putri Laut pun melihatnya dia berlari dan meraih burung yang terluka itu...
"Kasihan sekali burung ini,sungguh kejam prajurit ini menyakiti makhluk yg tinggal ditempat mereka" sambil melihat dada burung yang terluka.

Sang Putri pun mencoba mengobati burung itu tapi luka burung tersebut terlalu dalam jadi sulit ntuk disembuhkan,Putri pun menghampiri prajurit yan memanah burung itu.
"Sungguh kejam engkau prajurit tak seharusnya engkau membunuh sang burung yang juga tinggal bersama mu di darat"dengan nada marah.
"Ma..af Putri Laut,saya hanya melakukan itu karena perintah dari Pangeran kami"
"Cihh...Pangeran apa dia,sungguh tak punya rasa kasihan".

Tak disangka sang Pangeran berada di belakang sang Putri.
"Apa kau bilang aku pangeran yang tak punya rasa kasihan" dengan nada suara yang mengelampaui batas.
"Memang iya bukan" jawab sang Putri.
"Bukan aku yang tak punya rasa kasihan tapi burung itulah yang tidak punya rasa kasihan,karena membuat gendang telinga ku pecah"
"Dasar aneh,semerdu itu suara burung itu apa kau tak mendengarnya,haa"
"Tidak" jawab sang Pangeran yang pergi menjauh.

Sang putri pun mengoceh tak menentu,Sampai di Istana Laut pun sang putri tetap mengoceh,membuat Ratu pun curiga dengan ocehan putrinya.
"Ada apa anak ku"
"Ehh bunda,tidak apa-apa bunda" jawab sang putri.
"Jangan bohong begitu,kamu saja mengoceh dari tadi,ada masalah apa sih nak?" tanya sang Ratu lagi
"Ini lo bunda,aku kan tadi pergi ke darat terus aku melihat salah satu prajurit memanah burung yang sedang berkicau merdu,begitu sedihnya aku bunda mlihat burung itu terjatuh dengan panah yang tertancap di dada nya,bunda tau siapa yang menyuruh prajurit itu membunuh burung itu"
"Siapa nak" sambil mengangkat alis.
"Pangeran Darat,bunda...sungguh benar  perkataan orang-orang itu bahwa Pangeran Darat itu akhlaknya buruk bunda,aku saja tidak ingin melihatnya bunda"
"Ya Pangeran itu memang salah tapi kamu jangan sampai membuat gara-gara dengannya,dia adalah Pangeran Darat dan kita telah lama bersahabat,jangan sampai hubungan kita hancur begitu saja"
"Tapi bunda dia sungguh Pangeran yang tidak baik"
"Dengarkan kata-kata bunda,nak tempat mereka lebih besar dari tempat kita jadi kita harus mengalah" dengan nada membujuk.
"Tidak bunda,kita ini Laut dan Laut bisa mengalahkan Daratan,ingat itu bunda"
"Tapi nak jika kita masih bisa damai kenapa harus memilih berperang,ya kan?"
Putri pun mengangguk dan mengerti maksud perkataan sang Ratu.

Sama hal nya dengan sang Putri,Pangeran pulang ke kerajaannya dengan wajah yang padam memendam emosi terhadap sang Putri Laut.
Tiba-tiba saja sang Raja pemilik daratan memghampiri Pangeran yang sedang marah "Kenapa anak ku?"
"Tidak ada ayah"dengan nada datar.
"Jujurlah pada ayah mu ini,ada masalah apa?".
"Jika aku memberi tahu ayah apa yang terjadi, apa ayah akan melakukan sesuatu yang membuatku senang?"
"Tentu saja anak ku,ayo ceritalah".
"Ayah janji pada ku?" tanya sang Pangeran.
"Iya nak,ayah janji" jawab sang Raja.

Sang Pangeran pun mulai bercerita kepada ayah nya pemilik daratan ini,tapi yang dia ceritakan tidak sesuai dengan kejadiannya,malahan dia menuduh sang Putri yang membunuh burung tersebut,mendengar cerita anak nya sang Raja pun mulai marah dan memanggil prajurit untuk menyiapkan kapal untuk menuju ke kerajaan Laut.
Kerajaan Laut sangatlah damai,apalagi kerajaan laut memiliki sang Putri yang sangat cantik baik paras maupun akhlak nya,tapi sayang apa yang terjadi sang Pangeran darat telah mengfitnah sang Putri Laut sehingga Raja Laut percaya dengan fitnah yang telah di ajukan oleh Pangeran Darat,sang Raja Laut pun merasa bersalah karena tidak bisa mendidik putrinya dengan baik Raja Laut pun meminta maaf kepada Kerajaan Darat karena putrinya yang telah membunuh hewan yang tinggal di kediaman Darat.
"Maaf Raja Darat dan Pangeran Darat atas kesalahan putri ku,mungkin dia begitu karena terlalu di manja oleh ku dan istri ku"
Sang Pangeran pun mengoceh tak menentu
"Makanya kalo punya anak jangan di manjain tapi di didik"
"Husss bicara itu yang sopan" bantah sang Raja Darat.
"Tapi ayah..."
"su..sudah jangan di perpanjang lagi masalah nya"
"Ayah sudah janji pada ku bahwa ayah akan melakukan hal yang membuat ku senang"
"Hmm baiklah apa yang kamu inginkan anak ku" kata sang Raja Darat.
"Aku ingin sang Putri berlutut di bawah kaki ku" dengan tertawa terbahak-bahak.
"Apa kamu sudah dengar perkataan putraku Raja Laut?" tanya sang Raja Darat.
"Aku tidak bisa membiarkan putri ku berlutut,dia adalah seorang perempuan,aku tidak ingin anak ku menjadi hina karena telah berlutut" bantah Raja Laut.
"Lihat ayah dia tidak mau menyuruh putrinya untuk berlutut padaku" ucap sang Pangeran
"Kamu tidak mau Raja Laut??" tanya samg Raja Darat.
"Saya tidak mau" dengan suara tegas.
"Baiklah kalo begitu, kamu tau kan bahwa Darat dan Laut bersahabat tapi sekarang persahabatan itu telah putus dan jangan sampai ada warga mu yang mendekati daerah kami,jika ada yang mendekati maka saya Raja Laut tak segan-segan membunuh nya dengan tangan saya sendiri" ucap sang Raja Laut".

Raja Darat dan Pangeran Darat pun meninggalkan lautan.....

Raja Laut pun menghampiri kamar putrinya untuk mengetahui kebenaran yang sebenarnya.
"Ayah.." ucap sang Putri.
Sang Raja hanya diam sambil bertanya-tanya pada hatinya tentang anak nya yang baik hati seperti malaikat ini membunuh...hmm itu tidak mungkin.
"Ada apa ayah?"
"Tidak ada anak ku"
Raja Laut pun berlalu pergi tanpa bertanya kebenarannya kepada sang Putri.
"Ada apa ya dengan ayah,seperti ada hal yang ingin dia tanyakan kepadaku" kata sang putri dalam hati.

Saat perkataan sang Raja Darat semua telah berubah tidak ada lagi kedamaian selalu saja terjadi peperangan yang meninggalkan darah sang prajurit yang tak berdosa.Melihat kejadian itu sang Putri Laut merasa janggal dengan kejadian yang tidak pernah terjadi sebelumnya.Sang Putri pun mengahampiri kamar sang Raja.
"Ayah?"panggil sang Putri.
Sang Raja hanya melirik putrinya tanpa menjawab panggilan putri nya.
"Ayah kenapa diam".
Sang Raja sekali lagi tak mengacuhkan pertanyaan putrinya.
"Ada apa ini ayah,kenapa ayah tak menjawab pertanyaan ku,apa aku melakukan sesuatu yang membuat ayah marah?" dengan nada suara yang tertatih-tatih.
"Apa kamu tahu kenapa ayah diam begini?apa kamu tidak sadar dengan kesalahan mu,sungguh aku tidak menyangka putri ku melakukan itu" dengan suara bentakan.
Sang Putri langsung menangis memdengar perkataan ayahnya yang dengan nada membentak yang tak pernah dilakukan ayah nya sebelumnya.
"A..pa ini..ayah,ayah membentak... ku" ucap sang putri
"Ayah membentak mu karena ayah marah padamu'
"Apa..ya..ng a..ku lakukan a..ayah"
"Kenapa kamu membunuh burung yang merupakan hewan darat itu?"
"Apa ayah?" dengan ekspresi penuh tanya.
"Cobalah nak kamu memgerti akan kesalahan mu,apa salahnya kamu mengaku?" timpal sang Raja.
"Sungguh aku tidak mengerti ayah,dari mana ayah mendapatkan cerita bualan seperti itu,dan sungguh aku tak menyangka bahwa ayah juga mempercayai fitnah yang diajukan kepada ku,apa ayah tak mengenal aku lagi" dengan tangisan yang tersedu-sedu.
Raja pun menghela napas akan kebodohan nya karena telah percaya begitu saja terhadap bualan Pangeran Darat.
"Sungguh ayah benar-benar bodoh karena telah percaya kepada Pangeran Darat itu dibanding putri ayah yang tinggal bersama ayah dan tidak mungkin ayah melupakan mu nak,ayah khilaf nak,maaf kan atas keragu-raguan ayah dan bentakan ayah tdi,sungguh ayah benar-benar bodoh anak ku" sanggah sang Raja Laut.
"A....yah tak per..lu meminta maaf yang terjadi biarlah terjadi,kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke esokan nya,yang penting a..yah sudah tau kebenaran nya" kata sang putri yang masih tersedu.

Apa daya sebuah fitnah telah terjadi dan tak dipungkiri bahwa fitnah bisa mendatang kan mala petaka,masyarakat Laut dan masyarakat Darat telah mempercayai fitnah yang di datangkan oleh Pangeran Darat kepada sang Putri Laut.Sekarang nama suci Putri Laut telah hancur akan fitnah yang telah tersebar,karena itulah sang Raja Laut ayah dari sang putri marah dan tak mau diam akan hinaan masyarakat terhadap anaknya sang Putri Laut.

Kemarahan Raja Laut telah datang bersamaan dengan petir yang menyambar dan ombak yang besar yang siap memporandak kan segala yang ada di darat,yang siap menelan darat menjadi lautan.Kemarahan Raja laut telah terasa oleh seluruh masyarakat Darat yang janggal akan kejadian aneh tersebut,begitu juga dengan Raja dan Pangeran Darat.

"Sungguh apa ini ayah,Laut sepertinya marah,tapi apa yang membuatnya marah" ucap sang Pangeran dengan nada kekhawatiran.
"Ntah apa yang terjadi nak,seharusnya kita yang marah bukan mereka yang marah." jawab sang Raja Darat dengan raut wajah kebingungan.

Suara sang Raja Laut telah terdengar sampai ke ujung dunia, kemarahan yang tak terbendung lagi.
"Wahai yang ada di darat sungguh aku marah dengan pemimpin kalian karena telah mempercayai kata anak laki-laki nya,apapun yang akan terjadi hari ini salahkan lah pemimpin kalian"

Buar....buar buar petir telah datang bersamaan dengan ombak besar yang siap menelan daratan...

Beberapa detik telah berlalu...yang tadinya ada daratan yang luas,sekarang yang ada hanya lautan luas yang siap kembali menelan daratan yang kecil yang berada di tengah-tengah lautan.
Sang Putri Laut pun berkata kepada manusia yang masih tertinggal di Darat yang tak sempat di telan oleh Lautan "Jangan pernah mengfitnah seseorang yang baik akhlaknya karena akan ada akibatnya bagi seseorang yang mengfitnah ,bahkan akibat nya juga berdampak bagi orang-orang terdekat si pengfitnah...dan ingatlah Laut Juga Bisa Marah"

Cerita pendek ini hanyalah sebuah cerita fiksi yang saya tulis untuk memberikan hiburan dan sedikt pembelajaran bahwa kita tidak boleh bersifat sombong,siapapun kita baik kita seorang pemimpin yang dikenal banyak orang, jangan pernah sombong akan jabatan,harta,ataupun kepemilikan lainnya dan jangan pernah mencoba menutupi kesalahan denga mengfitnah seseorang yang tidak pernah melakukan hal tersebut apalagi jika yang di fitnah itu adalah hamba kesayangan allah maka siap-siap untuk mendapatkan Azab yang pedih.

Sekian......
Dan salam hangat dari penulis :-)
Share:

2 komentar: